ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. H DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULAR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN. H USIA
TODDLER ( 3 ½ TAHUN )
DENGAN GANGGUAN KARDIOVASKULAR AKIBAT
ANEMIA
DI RUANG TANJUNG RSUD R. SYAMSUDIN,
SH KOTA
SUKABUMI
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a.
Identitas
Identitas Klien
Nama :
An. H
Umur :
3 ½ th
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama :
Islam
Suku bangsa : Sunda
Pendidikan :
-
Pekerjaan : -
Alamat :
Cireunghas RT 01/02 Bencoi Smi.
DX Medis : Anemia
No. RM :
744113
Tgl. Masuk RS : 23 September 2004 pukul 21.00 WIB
Tgl. Dikaji Mahasiswa :
27 September 2004
b.
Penanggung Jawab
Nama Ayah : Ny.
Cici
Umur :
50 th
Pekerjaan : Pegawai Perumka
Hub dengan klien :
Ibu Kandung
Alamat : Cireunghas RT 01/02 Bencoi Sukabumi
2.
Riwayat
Kesehatan
a. Keluhan
Utama
Orang tua klien
mengeluh anaknya tidak mau makan.
b. Riwayat
Kesehatan Sekarang
Klien tampak
lemah dan gelisah. Orang tua klien mengeluh bahwa anaknya nafsu makannya
menurun. Klien menolak untuk memakan makanan yang diberikan kepadanya. Hal ini
terjadi ± dua minggu dari sebelum dirawat di rumah sakit hingga pada saat
pengkajian. Klien tampak gelisah ketika
ibunya berusaha untuk memberikan makanan. Sehingga ibunya tampak hanya
memberikan susu karena makanan dan minuman selain itu anak tidak mau
memakannya. Ibu mengatakan pada mulanya anaknya tidak mau makan ± dua minggu
kemudian mengalami demam dan epistaksis (dengan jumlah darah sekitar ± ½
gelas). Klien juga mengalami batuk dan demam sehari sebelum dibawa ke rumah
sakit. Pada tanggal 23 september lalu keluarga membawanya ke rumah sakit.
c. Riwayat
Kesehatan Masa Lalu
1) Riwayat
Kehamilan dan Persalinan
Prenatal care
: klien adalah anak ke-6, menurut ibu sewaktu hamil ibu tidak mengalami keluhan
atau kelainan apapun. Ibu beberapa kali memeriksakan kehamilannya ke bidan dan
mendapat imunisasi TT 2 kali.
Natal : ibu
melahirkan di rumah sakit, ditolong oleh bidan dengan usia kehamilan 9 bulan.
Jenis persalinan normal, keadaan bayi sewaktu lahir sehat.
Post natal :
bayi lahir dalam keadaan sehat, mau menetek dan langsung menangis. Bayi lahir
dengan berat 3,5 kg dan panjang badan 50 cm. Tidak ada kelainan / cacat setelah
bayi lahir.
2) Riwayat
Pertumbuhan dan Perkembangan
a) Pertumbuhan
Berat badan :
11 kg (awal) 17 (sekarang), tinggi badan : 91,5 cm. Sircumferentia fronto
occipitalis 45 cm, sircumferentia mento occipitalis 54 cm, sircumferentia sub
occipito-bregmatica 48,5 cm.
b) Perkembangan
Motorik kasar
: menurut orang tua klien, anaknya bisa lompat pendek dan berjalan pada tumit
jari kaki. Klien baru bisa berjalan sekitar usia 2 tahun 1 bulan.
Bahasa :
menurut orang tua klien, anaknya belum bisa menyebut nama dan nama keluarganya namun klien mampu
untuk mengikuti perintah, anak tampak belum mampu memakai kata-kata majemuk dan
hanya bisa mengucapkan “mama dan papa” saja.
Motorik halus
: orang tua klien mengatakan bahwa anaknya belum bisa menggambar benda-benda
disekitarnya termasuk menggambar orang.
Namun klien hanya mampu corat-coret
saja.
Personal
sosial : orang tua (ibu) klien mengatakan bahwa anaknya sangat susah sekali
dipisahkan darinya dan anaknya belum mampu memakai bajunya sendiri melainkan
harus dengan dibantu.
3) Riwayat
Imunisasi dan Makanan
Menurut
pengakuan orang tua, klien sudah diimunisasi lengkap dan rutin ditimbang di Posyandu.
4) Riwayat
Penyakit
Menurut
pengakuan ibu, anaknya menderita penyakit anemia sejak usia ± 2 tahun. Dan ini
merupakan sudah kali ke-5 anaknya dirawat dengan penyakit dan keluhan masuk
yang serupa.
d. Riwayat
Kesehatan Keluarga
Menurut
penunuran ibu (keluarga), di dalam keluarga tidak ada anggota keluarga termasuk
saudara-saudaranya yang mempunyai penyakit yang sama dengan klien.
3.
Pola
Aktivitas Sehari-hari
a. Pola
Nutrisi
Sebelum
dirawat klien makan 3x perhari dan menghabiskan rata-rata ½ sampai 1 piring nasi klien makan dengan tahu tempe, telur
dan lauk pauk, tak ada pantang makanan dan tidak mempunyai alergi terhadap
makanan dan obat-obatan tertentu. Selama dirawat nafsu makan klien menurun dan
sering menolak makanan yang disediakan. Klien diberikan diet bubur.
Klien minum
5-6 gelas / hari menyukai susu dan teh manis. Selama dirawat klien lebih banyak
meminum susu daripada memakan makanan yang telah disediakan . klien rata-rata
hanya menghabiskan ¼ dari porsi yang
disediakan dan itupun dengan paksaan.
b. Pola
Eliminasi
Klien sebelum
dirawat dirumah sakit BAB 1 hari sekali dengan konsistensi lembek, warna
kuning, bau khas dan BAK 4 - 5 x perhari
warna kuning urine kuning jernih baunya khas. klien tidak ada keluhan
selama BAB atau BAK. Selama dirawat pola eliminasi klien tidak mengalami
gangguan.
c. Pola
Istirahat dan Tidur
Klien biasa tidur malam pukul 21.00 tapi kadang-kadang lebih awal,
bangun pagi pukul 06.00, klien kadang-kadang tidur siang sekitar jam 14.00
sampai jam 16.00. Klien jarang terbangun pada malam hari kecuali beberapa hari
pertama dirawat akibat demamnya namun sekarang menurut orang tuanya klien tidak
mengalami gangguan istirahat dan tidur.
d. Pola
Aktivitas dan Bermain
Setelah tidur siang klien menonton film kartun di televisi bersama
saudara-saudaranya dan orang tuanya.. Klien suka bermain dengan
saudara-saudaranya di rumah. Namun klien jarang bermain keluar rumah. Pola
aktivitas selama dirawat di Rumah sakit yaitu klien hanya tiduran saja dan
tidak melakukan interaksi selain dengan ibunya. Ibu klien mengatakan anaknya
masih lemah.
e. Pola
Pesonal Hygiene
Klien mandi 2x sehari pada saat pagi dan sore hari menggunakan air
hangat. Ketika mandi, klien menggunakan sabun dan air hangat. Klien mencuci
rambutnya 3x seminggu dan menggosok gigi 2x sehari serta menggunting kuku 1x
seminggu. Selama dirawat dirumah sakit klien mandi 1x sehari dengan cara dilap,
gosok gigi 2x sehari dan kuku klien tampak kotor.
4.
Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan
Umum :
Klien tampak
lemah. Nafsu makan klien menurun. Kesadaran compos mentis. T : 100/70 x/mnt, P: 88 x/mnt, R : 18 x/mnt, S : 36,7
x/mnt.
b. Status
Gizi
TB : 91,5 cm
BB : 11 kg (awal) 17 (sekarang)
c. Pemeriksaan
Persistem
1)
System Penglihatan : posisi mata klien simetris kelopak
mata normal, konjungtiva pucat, pupil isokor dan refleks pupil ada, pergerakan
bola mata tidak terganggu.
2)
System Pendengaran : daun telinga lengkap dan simetris,
cairan teling tidak ada, fungsi pendengaran tidak terganggu.
3)
System Wicara : lidah klien > panjang dari lidah
anak seusianya. Klien hanya bisa mengatakan “mama dan papa”.
4)
System Pernafasan : bentuk hidung simetris dan bersih
tidak tampak secret, septum hidung tidak
deviasi, mukosa hidung merah muda, pada jalan nafas klien tidak terdapat sputum,
nafas 18 x/menit irama teratur, tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
5)
System Cardiovascular :
-
Sirkulasi perifer : nadi : 88 x/menit, temperature
kulit hangat, warna kulit sawo matang, capillary refill ± 2 detik, tidak
terdapat oedema.
-
Sirkulasi jantung : -
6)
System Saraf : tingkat kesadaran compos mentis,
peningkatan Tekanan intra cranial tidak ada.
N1 : -
N2
: bentuk mata simetris ka-ki,
fungsi penglihatan baik, pupil
isokor,
refleks pupil ada
N3,4,6 : pergerakan bola mata
simetris dan dapat bebas digerakan ke segala arah
N5 : anak dapat menutup dan membuka rahang dan
orang tua klien mengatakan bahwa klien dapat mengunyah makanan dengan baik
N7 : orang tua klien mengatakan bahwa anaknya
mampu untuk mengerutkan dahi, tersenyum, memperlihatkan giginya.
N8 : fungsi pendengaran baik
N9,10 : klien mampu menelan makanan
N11 :
orang tua klien
mengatakan bahwa anaknya
bisa menggelengkan kepalanya
N12 :
klien mampu menjulurkan lidahnya
ke luar dan menggerkannya
kesegala arah
7)
System Pencernaan : gigi tidak lengkap dan menurut ibunya gigi klien
sering tumbuh dan tanggal, stomatitis tidak ada, lidah tampak bersih dan
berwana merah muda, bentuk abdomen membuncit, tidak terdapat nyeri tekan/lepas
pada abdomen, bising usus (+). Anak tidak nafsu makan.
8)
System Endokrin : tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid.
9)
System Urogenitalis : tidak terdapat keluhan/gangguan.
10)
System Musculoskeletal : ROM bebas namun masih lemah,
tidak terdapat keluhan nyeri tekan/lepas,
fraktur tidak ada, tidak terdapat kelainan bentuk tulang dan sendi.
11)
System Integument : turgor kulit normal, suhu 36,7 oC, warna kulit sawo matang, akral
hangat, tekstur rambut baik/tidak rontok, distribusi rambut jarang. Tidak ada oedema.
5.
Data
Psikologis
Emosi anak
stabil namun anak tidak mau jauh dari ibunya. Anak tampak pendiam. Anak tampak
tidak takut dengan tindakan yang akan dilakukan oleh perawat terutama tindakan
pemeriksaan fisik.
Emosi orang
tua tampak stabil, orang tua menerima keadaan ini sebagai ujian dari Tuhan.
6.
Data Sosial
Saat dikaji
anak tampak lemah dan pendiam, anak kadang mau bekerjasama dengan perawat, anak
sangat tergantung pada ibunya.
7.
Data
Spiritual
Orang
tua klien beragama islam, percaya pada adanya kekuasaan dan keberadaan Allah
SWT, klien selalu berdo’a untuk kesembuhan anaknya dan menganggap bahwa penyakit ini adalah ujian
bagi keluarganya.
8.
Data Penunjang
Laboratorium Tanggal 24 September
2004
HB : 4,3 (N : 14-18)
Leukosit : 2300 (7.000-14.000)
Hematokrit : 13,4
Trombosit : 20.000
9.
Pengobatan
Ulsikur ¼ amp
IUFD RL 20 gtt/mnt
Cefotaxim 3X400 mg
PCT 3x1 cth
Tranfusi darah 4X
10. Analisa Data
NO
|
DATA
|
ETIOLOGI
|
MASALAH
|
1
2
3
|
DS :
Orang tua klien mengeluh bahwa nafsu makan anaknya menurun.
DO :
- Klien
tampak menolak untuk memakan makanan yang diberikan kepadanya
- Ibu
klien tampak hanya memberikan susu
- Menghabiskan
¼ dari porsi yang disediakan
- BB
: 19 kg (sebelum sakit) 17 kg (ketika
dikaji)
DS :
Orang tua mengatakan bahwa
anaknya masih lemah dan hanya tiduran saja
DO :
- konjungtiva
tampak pucat
- Tonus
otot
- TTV
: T : 100/70 x/mnt, P: 88 x/mnt, R : 18 x/mnt, S :
36,7 x/mnt
DS :
Orang tua mengatakan bahwa
anaknya hanya tiduran saja
DO :
Klien tampak tiduran dengan posisi yang tidak berubah
|
Nafsu makan menurun
↓
Asupan nutrisi tidak
Adequat
↓
nutrisi kurang dari
Kebutuhan
↓
proses metabolisme me↓
↓
suplai energi dan oksigen dalam darah me↓
↓
hipoksemia jaringan
↓
Intoleransi Aktivitas
↓
gangguan mobilitas/defisit nutrisi/perubahan
sirkulasi dan neurologis akibat anemia
↓
Resti kerusakan integritas kulit
|
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Intoleransi Aktivitas
Resiko Tinggi
kerusakan integritas
kulit
|
11. Diagnosa Keperawatan Menurut Prioritas
a.
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan asupan
nutrisi tidak adequat.
b.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksemia
jaringan akibat suplai energi dan oksigen dalam darah menurun
c.
Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan gangguan mobilitas/defisit nutrisi/perubahan sirkulasi dan neurologis
akibat anemia
B. Perencanaan Keperawatan
Nama : An. H
|
|
No. RM/CM : 744113
|
Umur : 3 ½ Tahun
|
|
DX Medis : Anemia Aplastik
|
NO
|
DP
|
PERENCANAAN
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasionalisasi
|
||
1
2
3
|
1
2
3
|
Tupan :
Dalam
waktu 6 x 24 jam perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi
Tupen :
Dalam
waktu 1 x 24 jam diharapkan anak akan toleran dengan diit yang telah
ditentukan ditandai :
-
BB tidak
mengalami penurunan
-
Ibu klien
mengatakan anaknya sudah mau makan.
-
Porsi 1 piring
habis
Tupan :
Dalam
waktu 3 x 24 jam intoleransi aktivitas teratasi
Tupen :
Dalam
waktu 1 x 24 jam klien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi pada
aktivitas ditandai dengan :
- klien menunjukan penurunan tanda fisiologis
intoleransi yaitu nadi, pernafasan dan TD masih dalam rentang normal.
- Orang tua klien mengatakan anaknya sudah tidak lemah
lagi
- Tonus otot meningkat
Tupan :
Dalam
waktu 3 x 24 jam resiko tinggi kerusakan integritas kulit tidak terjadi
Tupen :
Dalam
waktu 1 x 24 jam diharapkan integritas kulit terjaga dengan kriteria :
- Kulit klien
tampak kering dan bersih
- turgor kulit
normal, suhu 36,7 oC, akral
hangat, tidak terdapat eritema/ekskoriasi
|
1. Timbang BB tiap hari
2. Sediakan makanan dalam lingkungan yang menyenangkan
dalam situasi tidak terburu-buru dan temani klien.
3. berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan atau
makan diantara waktu makan.
4. Anjurkan kepada keluarga terdekat (ibu klien) untuk
meningkatkan masukan diet daging jeroan (khususnya hati), kuning telur,
kacang-kacangan, makanan laut, sayuran berdaun hijau, roti gandum dan sereal.
5. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus,
dan gejala lain yang berhubungan.
6. Kolaborasi pemberian antiemetik sesuai pesanan,
dimana dapat meliputi dapat meliputi suplemen besi, vitamin B12 dan asam folat. Jelaskan suplemen yang
diresepkan.
7. Pantau pemeriksaan laboratorium, misalnya : Hb/Ht,
BUN, Albumin, protein, transferin, besi serum, B12, asam folat,
TIBC, elektrolit serum
1. kaji kemampuan klien untuk melakukan tugas/AKS
normal, catat laporan kelelahan, keletihan, dan kesulitan menyelesaikan tugas
2. kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan,
kelemahan otot
3. Awasi TD, nadi, pernafasan, selama dan sesudah
aktivitas (misalnya : peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing,
dispnea, takipnea, dan sebagainya
4. Berikan lingkungan yang tenang, pertahankan tirah
baring bila diindikasikan. Pantau dan batasi pengunjung, dan gangguan
berulang tindakan yang tak direncanakan.
5. priorotaskan jadwal asuhankeperawatan untuk
meningkatkan istirahat. Pilih periode istirahat dengan periode aktivitas
6. berikan bantuan dan aktivitas/ambulasi bila perlu,
memungkinkan klien untuk melakukannya sebanyak mungkin.
7. gunakan teknik menghemat energi, misalnya mandi
dengan duduk, duduk untuk melakukan tugas-tugas
8. bila klien menunjukan hipoksia ekstrem, lakukan
tindakan yang ditentukan seperti oksigen suplemen, transfusi darah, dan tirah
baring pada posisi semi-fowler.
1. kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor,
gangguan warna, hangat lokal, eritema, ekskoriasi
2. ubah posisi secara peiodik dan pijat permukaan
tulang klien tidak bergerak atau ditempat tidur.
3. ajarkan permukaan kulit kering dan bersih. Batasi
penggunaan sabun.
4. bantu untuk latihan rentang gerak pasif / aktif
5. Kolaborasi menggunakan alat pelindung, misalnya
kulit domba, keranjang, kasur tekanan udara/air, pelindung tumit/siku, dan
bantal sesuai indikasi.
|
1. Memberikan informasi tentang kebutuhan diet/
keefektifan terapi
2. Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stress dan
lebih kondusif untuk makan.
3. makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan
meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster
4. makanan ini sumber terbaik dari besi, vitamin B12
dan asam folat.
5. gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia)
pada organ
6. nutrien ini esensial untuk eritropoesis dan sintesis
hemoglobin
7. meningkatkan efektifitas program pengobatan,
termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan.
1. mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan
2. menunjukan perubahan neurologi karena defisiensi
vitamin B12 mempengaruhi keamanan klien/resiko cedera.
3. manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan
paru untuk membawa jumlah oksigen adequat ke jaringan
4. meningkatkan istirahat urtuk menurunkan kebutuhan
oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru
5. memperthankan tingkat energi dan meningkatkan
regangan pada sistem jantung dan pernafasan
6. membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila
klien melakukan sesuatu sendiri
7. mendorong klien untuk melakukan banyak dengan
membatasi penyimpangan energi dan mencegah kelemahan
8. oksigen suplemen meningkatkan jumlah ketersediaan
oksigen pada SDM. Tirah baring menurunkan kebutuhan jaringan terhadap
oksigen. Tranfusi darah lengkap atau SDM kemasan memberikan cara cepat
meningkatkan jumlah SDM dan hemoglobin serta nilai hematokrit. Posisi tegak
memungkinkan ekspansi paru penuh.
1. kondisi kulit dipengaruhi oelh sirkulasi, nutrisi,
dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan
rusak
2. meningkatkan sirkulasi kesemua area kulit membatasi
iskemi jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler
3. area lembab, terkontaminasi memberian mesia yang sangat
baik untuk pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan kulit
secara berlebihan dan meningkatkan iritasi
4. meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis.
5. menghindari kerusakan kulit dengan
mencegah/menurunkan tekanan terhadap permukaan kulit
|
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Nama : An. H
|
|
No. RM/CM : 744113
|
||||||||||
Umur : 3 ½ Tahun
|
|
DX Medis : Anemia
|
||||||||||
|
|
|
||||||||||
TANGGAL
|
NO DX
|
IMPLEMENTASI
|
EVALUASI
|
PARAF
|
||||||||
27
Sept’04
|
1
2
3
|
Jam
14.10
1. menimbang BB tiap hari
Evaluasi Formatif : BB klien 17 kg
Jam 17.00
2. membantu menyediakan makanan dalam lingkungan yang
menyenangkan dalam situasi tidak terburu-buru dan menemani klien.
Evaluasi Formatif : klien tampak senang ketika
ditemani sewaktu makan
Jam
17.05, Jam 19.10, Jam 20.20
3. membantu memberikan makan kepada klien serta
menganjurkan kepada orang tua klien untuk memberikan makan sedikit dgn
frekuensi sering
Evaluasi Formatif : klien menghabiskan ¼ porsi dan
menolak untuk menghabiskan makanannya, klien tampak menyukai roti yang
dicampurkan dengan susu.
Jam
17.10
4. menganjurkan kepada keluarga terdekat (ibu klien)
untuk meningkatkan masukan diet daging jeroan (khususnya hati), kuning telur,
kacang-kacangan, makanan laut, sayuran berdaun hijau, roti gandum dan sereal.
Evaluasi Formatif : keluarga mengatakan akan
berusaha untuk memberikan makanan kepada anaknya sesuai dengan anjuran
perawat
Jam
14.15
5. mengobservasi dan mencatat kejadian mual/muntah, flatus,
dan gejala lain yang berhubungan.
Evaluasi Formatif : ibu klien mengatakan bahwa hari
ini anaknya tidak muntah.
Jam 16.00 dan Jam 20.00
6. Kolaborasi memberikan antiemetik sesuai order dan
menjelaskan suplemen yang diresepkan kepada keluarga klien.
Evaluasi
Formatif : Ulsikur ¼ amp i.v, Cefotaxim 400 mg i.v, PCT 3x1 cth. Klien dan keluarga tampak kooperatif.
Jam
14.30
7. memantau hasil pemeriksaan laboratorium
Evaluasi Formatif : Laboratorium Tanggal 24
September 2004
HB
: 4,3 (N : 14-18)
Jam 14.20
1. mengkaji kemampuan toleransi klien terhadap aktivitas
Evaluasi Formatif : orang tua klien mengeluhkan
anaknya masih lemah.
2. mengkaji kelemahan otot klien
Evaluasi Formatif :
Jam 15.15, jam 20.00
3. mengawasi TD, nadi, pernafasan, selama dan sesudah
aktivitas (misalnya : peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing,
dispnea, takipnea, dan sebagainya
Evaluasi Formatif : TTV : jam 15.15 T : 100/70 x/mnt, P: 88
x/mnt, R : 18 x/mnt, S : 36,7 x/mnt, Jam 20.00 T : 100/70 x/mnt,
P: 82 x/mnt, R : 15 x/mnt, S : 36,4 x/mnt
Jam 18.00
4. membantu memberikan lingkungan yang tenang dan membatasi
pengunjung.
Evaluasi Formatif : klien tampak tenang dan
pengunjung dapat dibatasi
Jam 18.30
5. menganjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan
periode istirahat klien dan membatasi aktivitas klien.
Evaluasi Formatif : keluarga mengatakan akan
melakukannya
Jam 15.00
6. memberikan bantuan kepada klien untuk makan diantara
waktu makan
Evaluasi Formatif : klien tampak masih lemah
Jam 15.10
7. menganjurkan kepada keluarga untuk menggunakan
teknik menghemat energi, misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk melakukan
aktivitas-aktivitas
Evaluasi Formatif : keluarga tampak mengerti dan
akan melaksanakannya sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh perawat
8. memantau tranfusi darah
Evaluasi Formatif : tampak masih terpasang transfusi
darah ke-3
Jam 15.20
1. mengkaji integritas kulit, perubahan pada turgor,
gangguan warna, hangat lokal, eritema, ekskoriasi
Evaluasi Formatif : turgor kulit normal, suhu 36,7 oC, akral hangat, tidak
terdapat eritema/ekskoriasi
Jam 15.25
2. menganjurkan merubah posisi secara periodik dan memijat
daerah-daerah yang mendapat penekanan.
Evaluasi Formatif : keluarga kooperatif dan klien
tampak nyaman
Jam 15.30
3. menganjurkan kepada orang tua klien agar permukaan
kulit harus tetap kering dan bersih. Dan menganjurkan kepada orang tua klien
untuk membatasi penggunaan sabun.
Evaluasi Formatif : permukaan kulit klien tampak
kering dan bersih
Jam 15.40
4. membantu klien untuk melakukan latihan rentang gerak
pasif / aktif
Evaluasi Formatif : klien kooperatif
Jam 15.55
5. Kolaborasi menggunakan alat pelindung : bantal untuk
melindungi tumit/siku dan daerah tertekan lainnya.
Evaluasi Formatif : klien tampak nyaman dengan
penggunaan bantal sebagai pelindung.
|
27
Sept’04
Jam
21.00
S : orang tua mengatakan nafsu makan
anaknya masih belum meningkat dan
klien tidak mengalami muntah pada hari ini.
O :
- BB klien 17 kg
- Klien tampak menghabiskan ¼ porsi makanan
- Keluarga tampak mengerti mengenai anjuran-anjuran
yang diberikan oleh perawat
- Ulsikur ¼ amp i.v, Cefotaxim 400 mg i.v, PCT 3x1
cth tetap diberikan.
A
: nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi sebagian
P : intervensi
1, 2 , 4, 5, 6, 7 dilanjutkan
27
Sept’04
Jam
21.00
S : orang tua klien mengeluhkan
anaknya masih lemah.
O :
- Tonus otot :
- klien tampak tenang dan masih lemah
- TTV : Jam 15.15
T : 100/70 x/mnt, P: 88 x/mnt, R : 18 x/mnt, S : 36,7 x/mnt, Jam 20.00 T : 100/70 x/mnt, P:
82 x/mnt, R : 15 x/mnt, S : 36,4 x/mnt
- Keluarga tampak mengerti mengenai anjuran-anjuran
yang diberikan oleh perawat
- keluarga tampak mengerti dan akan melaksanakannya
sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh perawat
- tampak masih terpasang transfusi darah ke-3
A
: intoleransi aktivitas belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
27
Sept’04
Jam
21.00
S : -
O :
- turgor kulit normal, suhu 36,7 oC, akral hangat, tidak
terdapat eritema/ekskoriasi
- klien tampak nyaman dengan penggunaan bantal sebagai
pelindung.
- klien tampak kooperatif ketika dilakukan latihan rentang gerak pasif / aktif
- permukaan kulit klien tampak kering dan bersih
A
: resiko tinggi kerusakan integritas kulit teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
|
Andrian Waluya Adi
Andrian Waluya Adi
Andrian Waluya Adi
|
||||||||
CATATAN PERKEMBANGAN
TGL
|
NO DP
|
JAM
|
CATATAN PERKEMBANGAN
(SOAPIE)
|
PARAF
|
||||||
28 Sept‘ 2004
|
1
2
3
4
|
08.05
08.15
08.15, 12.10 , 13.45
08.10
08.00
07.45
09.00
09.05
11.00
10.00
10.05
08.15
11.35
12.45
13.00
13.05
09.30
13.15
|
S : orang tua mengatakan nafsu makan
anaknya masih belum meningkat dan
klien tidak mengalami muntah pada hari ini.
O :
- BB klien 17 kg
- Klien tampak menghabiskan ¼ porsi makanan
- Keluarga tampak mengerti mengenai anjuran-anjuran
yang diberikan oleh perawat
- Ulsikur ¼ amp i.v, Cefotaxim 400 mg i.v, PCT 3x1
cth tetap diberikan.
A
: nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi sebagian
P : intervensi 1, 2 , 4, 5, 6, 7 dilanjutkan
I
:
- menimbang
BB tiap hari
Evaluasi Formatif : BB klien 17 kg
- membantu menyediakan makanan dalam
lingkungan yang menyenangkan dalam situasi tidak terburu-buru dan menemani klien.
Evaluasi Formatif : klien tampak senang ketika
ditemani sewaktu makan
- membantu memberikan makan kepada
klien serta menganjurkan kepada orang tua klien untuk memberikan makan
sedikit dgn frekuensi sering
Evaluasi Formatif : klien menghabiskan ½ porsi dan menolak untuk menghabiskan
makanannya, klien tampak masih menyukai roti yang dicampurkan dengan susu.
-
mengobservasi dan mencatat kejadian mual/muntah, flatus, dan gejala
lain yang berhubungan.
Evaluasi Formatif : ibu klien mengatakan bahwa pagi
ini anaknya tidak muntah.
- Kolaborasi memberikan antiemetik
sesuai order
Evaluasi Formatif : Ulsikur ¼ amp i.v, Cefotaxim 400
mg i.v, PCT 3x1 cth. Klien dan keluarga
tampak kooperatif.
- memantau hasil pemeriksaan
laboratorium
Evaluasi Formatif : Laboratorium Tanggal 27
September 2004
HB : 16, 2 (N : 14-18)
E : klien menghabiskan ½
porsi, BB tidak mengalami
penurunan, klien tidak muntah dan terapimasih tetap diberikan. Nutrisi kurang
dari kebutuhan teratasi sebagian.
S : orang tua klien mengeluhkan
anaknya masih lemah.
O :
- Tonus otot :
- klien masih
lemah
- TTV : T :
100/70 x/mnt, P: 86 x/mnt, R : 16 x/mnt, S : 36,5 x/mnt,
- keluarga tampak melaksanakan anjuran-anjuran sesuai
dengan yang diberikan oleh perawat
- tampak masih terpasang transfusi darah ke-4
- hasil laboratorium 16, 2 (N : 14-18)
A
: intoleransi aktivitas belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
I
:
- mengkaji
kemampuan toleransi klien terhadap
aktivitas
Evaluasi Formatif : orang tua klien mengeluhkan
anaknya masih lemah.
- mengkaji kelemahan otot klien
Evaluasi Formatif :
-
mengawasi TD, nadi, pernafasan, selama dan sesudah aktivitas (misalnya
: peningkatan denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea, dan
sebagainya)
Evaluasi Formatif : TTV : T : 100/70 x/mnt, P: 82 x/mnt, R : 16 x/mnt,
S : 36,4 x/mnt
- membantu memberikan lingkungan yang
tenang dan membatasi pengunjung.
Evaluasi Formatif : klien tampak tenang dan
pengunjung dapat dibatasi
-
menganjurkan kepada keluarga untuk meningkatkan periode istirahat
klien dan membatasi aktivitas klien.
Evaluasi Formatif : keluarga mengatakan akan
melakukannya
- memberikan
bantuan kepada klien untuk makan diantara waktu makan
Evaluasi Formatif : klien tampak masih lemah
- menganjurkan kepada keluarga untuk
menggunakan teknik menghemat energi, misalnya mandi dengan duduk, duduk untuk
melakukan aktivitas-aktivitas
Evaluasi Formatif : keluarga tampak mengerti dan
akan melaksanakannya sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh perawat
-
menghentikan tranfusi darah
Evaluasi
Formatif : mengganti dengan IUFD RL 20 gtt/mnt
E : Hb tanggal 28 september 2004 16, 2, tranfusi dihentikan TTV dalam
rentang normal, klien masih tampak
lemah, kekuatan otot :
Intoleransi aktivitas
teratasi sebagian.
S : -
O :
- turgor kulit normal, suhu 36,4 oC, akral hangat, tidak
terdapat eritema/ekskoriasi
- klien tampak nyaman dengan penggunaan bantal sebagai
pelindung.
- klien tampak kooperatif ketika dilakukan latihan rentang gerak pasif / aktif
- permukaan kulit klien tampak kering dan bersih
A
: resiko tinggi kerusakan integritas kulit teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
I
:
- mengkaji integritas kulit, perubahan pada
turgor, gangguan warna, hangat lokal,
eritema, ekskoriasi
Evaluasi Formatif : turgor kulit normal, suhu 36,7 oC, akral hangat, tidak
terdapat eritema/ekskoriasi
-
menganjurkan merubah posisi secara periodik dan memijat daerah-daerah
yang mendapat penekanan.
Evaluasi Formatif : keluarga kooperatif dan klien
tampak nyaman
- menganjurkan kepada orang tua klien agar
permukaan kulit harus tetap kering dan bersih.
Evaluasi Formatif : permukaan kulit klien tampak
kering dan bersih
- membantu
klien untuk melakukan latihan rentang gerak pasif / aktif
Evaluasi Formatif : klien kooperatif
-
mengatur penggunaan alat pelindung : bantal untuk melindungi
tumit/siku dan daerah tertekan lainnya.
Evaluasi Formatif :
klien tampak nyaman dengan penggunaan bantal sebagai pelindung.
E : kulit klien tampak kering dan bersih, integritas kulit terjaga.
Resti kerusakan integritas kulit teratasi sebagian
|
Andrian WA
Andrian WA
Andrian WA
|
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
Perencanaan
|
||
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
||
1.
2.
3.
4.
5.
|
Perpusi
jaringan berhubungan denganpenurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman O2 / nutrien yang ditandai dengan :
-
Palpitasi, angona
-
Kulit pucat membran mukosa kering
-
Ekstremitas dingin
-
Mual, muntah, distensi abdomen
-
Perubahan tekanan darah, pengisian kapiler ambat
Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan ketidak seimbangan suplai & kebutuhan O2
, yang ditandai dengan :
-
Kelemahan & kelelahan
-
Mengeluh penurunan toleransi aktivitas
-
Lebih banyak memerlukan istirahat
-
Palpitasi, takikardia, piningkatan TD/respon pernafasan dengan kerja
ringan
Mal
nutrisi berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna / ketidak mampuan mencerna
makanan / absorpsi nutrien yang ditandai dengan :
-
Penurunan berat badan dibawah normal u/ usia, tinggi & bangun
badan.
-
Perubahan gusi, membran mukosa mulut.
-
Penurunan toleransi, u/ aktivitas, kelemahan & kehilangan tonus
otot.
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas
kulit
Kurang pengetahuan ttg kondisi prognosis &
kebutuhan pengobatan sehubungan dengan salah interpretasi & tidak
mengenal sumber iinformasi yang ditandai dengan :
-
Petanyaan meminta informasi
-
Pernyataan salah konsepsi
-
Tidak akurat mengikuti intruksi
-
Terjadi komplikasi yang dapat dicegah
|
Tujuan
umum :
Perfusi
jaringan tidak terjadi dalam waktu 1X24 jam
Tujuan
khusus :
Menunjukan
perfusi adekuat, misal :
Tanda
vital stabil, membran mukosa merah muda, pengisian kapiler baik.
Tujuan
umum :
Intoleransi
aktivitas dapat teratasi pada waktu 1X24 jam
Tujuan
khusus :
Menunjukan
penurunan tanda fisiologis intoleransi, Mis : nadi, pernafasan dan TD masih
dalam batas normal
Tujuan
umum :
Malnutrisi
dapat dicegah pada waktu 1x24 jam.
Tujuan
khusus :
-
Menunjukan
peningkatan berat badan
-
Tidak mengalami
malnutrisi
Tujuan
umum :
Kerusakan
integritas kulit tidak terjadi dalam waktu 1X24 jam
Tujuan
khusus :
Dapat
mengide3ntifikasi faktor resiko / perilaku ndividu untuk menncegah cedera
dermal
Tujuan
umum :
Kurang
pengetahuan dapat diatasi selama 1X24 jam
Tujuan
khusus :
-
Penyatakan
pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostik dan rencana pengobatan
-
Mengidentifikasi
faktor poenyebab.
-
Perubahan pola
tidur
|
-
Awasi tanda
vital, kaji pengisian kapiler, warna
kulit, dasar kuku
-
Tinggikan
kepala tempat tidur
-
Awasi upaya
pernafasan 1 askultasi bunyi nafas perhatikan bunyi adventisius
-
Catat keluhan
rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan hangat sesuai indikasi
-
Kolaborasi :
berikan tambahan O2
-
Kaji kemampuan
pasien untuk menlakukan tugas catat laporan kelelahan, keletihan, dan
kesulitan dalam memnyelesaikan tugas
-
Awasi TD, nadi
dan pernafasan selama dan setelah aktivitas, catat respon terhadap aktivitas.
-
Ubah posisi
pasien dengan perlahan & panyau terhadap pusing
-
Prioritaskan
askep pada peningkatan istirahat, pilih periode istirahat dan periode
aktivitas
-
Rencanakan
kemajuan aktivitas dgn pasien termasuk aktivitas yang dianggap pasien perlu,
tingkatkan aktivitas sesuai tingkat toleransi
-
Gunakan teknik
penghematan energi, mis : mandi dengan duduk
-
Ajurkan pasien
u/ menghentikan aktivitas billa palpitasi nyeri dada, nafas pendek &
pusing terjadi
-
Kaji riwayat
nutrisi, termassuk makanan yang disukai
-
Observasi &
catat masukan makanan pasien
-
Timbang berat
badan tiap hari
-
Berikan makanan
sedikit frekwensi sering / makanan diantara waktu makan.
-
Obsrvasi &
catat kejadian mual / muntah, platus & gejala lain yang berhubungan
-
Kolaborasi pada
ahli gizi
-
Berikan
suplemen nutrisi
-
Kaji
inteegritas kulit, catat perubahan pada turgor, ggn warna, eritema
-
Ubah posisi
secara periodik & pijat permukaan tukng pasien bila pasien tidak bergerak
-
Bantu u/
latihan rentang gerak aktif dan pasif
-
Berikan
informasi tentang anemia spesifik
diskusikan bahwa terapi tergantung dari tipe & beratnya anemia.
-
Tinjau tujuan
& persiapan u/ emeriksaan diagnostik
-
Dorong u/
menghentikan merokok
-
Peringatkan
tentang kemungkinan reaksi sistemik & pentingnya melaporkan gejala
-
Diskusikan
peningkatan kerentanan thp infeksi, tanda/gejala, yang memerlukan intervensi
medis. Mis : demam, sakit tenggorok, eitema, urin berkabut ataupun rasa
terbakar saat defekasi.
|
-
Memberikan informasi tentang keadekuatan perfusi jaringan
-
Memaksimalkan ekspansi paru & memaksimalkan oksigenasi
u/kebutuhan seluler
-
Dispneu, gemericik gjk karena regangan jantung lama / peningktan
kompensasi curah jantung
-
Vasokontriksi menurunkan sirkulasi perifer kenyamanan pasien akan
rassa hangat harus seimbang dengan kebutujan u/ menghindari panas berlebihan
sbg pencetus vasodilatasi
-
Memaksimalkan transdper O2 kejaringan
-
Mempengaruhi pilihan intervensi
-
Manifestasi cardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa
O2 adekuat ke jaringzn
-
Hipotensi postural & hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing,
berdenyut dan peningkatan resiko cedera
-
Mempertahankan tingkt energi dan regangan pada sys jantung &
pernafasan
-
Meningkatkan secara berthap tingkat Aktivitassampai normal &
memperbaiki tonus otot / stamina tanpa kelemahan
-
Mendorong pasien untuk melakukan banyak dgn membatasi penyimpanan
energi & mencegah kelemahan
-
Regangan / stres kardiopulmonal berlebihandapat menimbulkan
dekompensasi
-
Mengidentifikasi defisiensi
-
Mengawasi masukan kalori
-
Mengawasi penurunan berat badan
-
Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan & meningkatkan pemasukan
juga mencegah distensi gaster
-
Gejala IG dapat menunjukan efek anemia pada organ
-
Membantu dalam membuat rencana diet untuk memenuhi kebutuhan
individual
-
Meningkatkan masukan protein & kalori
-
Kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi & imobilisasi.
Jaringan dapat menjadi rapuh & cenderung u/ infeksi
-
Meningkatkan sirkulasi kesemua area kulit, membatasi iskemia jaringan
-
Meningkatkan sirkulasi jaringan
-
Memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat
pilihan yang tepat menurunkan ansietas
dan meningkatkan kerja sama dalam terapi
-
Ansietas tentang ketidaktahuan , meningkatkan tingkat stres yang
meningkatkan beban jantung
-
Menurunkan ketersediaan O2 & menyebabkan vasokontriksi
-
Kemungkinan efek terapi memerlukan evaluasi ulang untuk pilihan &
dosisi obat.
-
Penurunan produksi leukosit, potensial u/ terjadi infeksi.
|